Jumat, 15 Juni 2007

Ingin Jadi Singkong, Telur atau Kopi?

Ketika hidup kita sedang merasa putus asa dan bersedih serta merasa bahwa hidup ini teramat menyakitkan. Ingatlah Singkong, Telur dan kopi. Umpamakanlah sebuah air mendidih itu adalah masalah, cobaan, ujian dalam hidup kita.

Ketika Singkong, Telur direbus didalam air mendidih tadi maka apa yang terjadi Singkong yang tadinya terasa tidak enak menjadi enak dinikmat dimakan. dan Telur yang kalau kita kupas kulitnya kita membutuhkan wadah untuk menampung cairan didalamnya tapi tidak karena dengan direbus telur itu menjadi keras dan lebih nikmat dimakan, sedangkan kopi yang disirami air mendidih maka warna air tersebut akan menjadi hitam karena zat dalam kopi melarut.

Umpama itu kita bisa jadikan pedoman jika kita sedang merasakan putus asa dalam hidup. Tergantung kepada kita. Apakah kita ingin menjadi seperti singkong tadi,yang kelihatan keras, tapi ketika adanya penderitaan dan kesulitan, kita menyerah menjadi lembut dan kehilangan kekuatan.

Atau, apakah kita ingin jadi telur yang pada awalnya memiliki hati lembut, dengan jiwa yang dinamis ? Namun setelah adanya kematian, patah hati, perpisahan atau apa saja ujian dalam kehidupan akhirnya kita menjadi keras dan kaku.

Atau seperti serbuk kopi ? Yang berjaya mengubah air mendidih, sesuatu yang menimbulkan kesakitan, untuk mencapai rasa yang maksimum pada suhu 100 derajat celcius.Karena jika kopi itu diberi air panas maka kenikmatan dan rasanya semakin bisa dinikmati. Jika kita seperti serbuk kopi, ketika keadaan menjadi semakin buruk atau memuncak, kita akan menjadi semakin baik dan membuat keadaan disekitar kita juga menjadi semakin baik.

Dan semuanya baik itu singkong, telur dan kopi sesungguhnya lebih nikmat jika air yang mendidih tadi merebusnya. Itu berarti setiap masalah dan cobaan itu sesungguhnya jalan untuk menuju kenikmatan tergantung bagaimana kita menyikapinya.
Maka ingin jadi siapakah kita?

Kamis, 14 Juni 2007

Untuk Kedua Orang Tuaku

*untuk ayah
Memandangmu bagai cahaya, yang setiap kali melihatmu tertunduk wajahku
Senyummu yang indah, selalu kuharap

kau bukan seorang guru, tapi kehidupanmu telah mengguruiku
Walau wajahmu telah mengeriput, tapi ketampananmu tak bisa menutupi

kau tak pernah sadar,
bahwa kata yang diucapmu adalah pelajaran berharga bagiku
Sosok seperti kau yang kuidamkan

Tuhan yang berkehendak,Kehendakilah dia bahagia memilikiku
Kehendakilah dia bahagia dalam hidup dan bahagia dalam mati

Tuhan yang memberi,Berilah dia cinta Mu
Berilah dia rezeki Mu, walau itu harus dengan tenagaku
dan Berilah dia surga Mu

Tuhan yang penyayang,Sayangi dia seperti ku menyayanginya.
Terima kasih Tuhan kau telah beri dia untukku

*untuk ibu
orang bilang wajahku cermin dari wajahmu
orang bilang kuberuntung memilikimu
orang bilang kau sosok yang sempurna
maafkan aku yang belum juga bisa membahagiakanmu

orang bilang kau cerewet
orang bilang kau jutek
tapi ku tak pernah merasa kau seperti yang orang bilang

Rasa Sayangmu mendampingiku kemana ku melangkah
cintamu menemani mimpiku
Bimbingan kasihmu selalu menyirami hatiku
Sentuhan lembutmu hadir disetiap galauku
Senyummu menghiasi

Tuhan, terima kasih tlah memberi dia untukku
Tuhan, lindungi dia seperti dia melindungiku
Tuhan, beri dia kekuatan karena dia pahlawanku
Tuhan, jadikan dia penghuni surga Mu
Terima kasih Tuhan
Terima kasih Ibuku